Peraturan Karyawan Laundry agar Bisnis Makin Profesional

Smartlink

Ilustrasi mengoperasikan mesin cuci sesuai peraturan karyawan laundry. Foto: Pexels.com

Menjaga profesionalitas layanan merupakan hal yang penting diterapkan oleh para pemilik bisnis jasa, termasuk pengusaha binatu. Salah satunya dapat diwujudkan dengan membuat peraturan karyawan laundry.

Memberlakukan peraturan untuk karyawan laundry sangat penting karena dapat membawa manfaat bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Lebih lanjut, simak artikel berikut untuk mengetahui informasi seputar SOP karyawan laundry.

Apa Itu Peraturan Karyawan Laundry?

Secara sederhana, peraturan karyawan laundry merupakan seperangkat aturan yang ditetapkan oleh pemilik atau manajemen bisnis laundry untuk mengatur perilaku dan tindakan karyawan ketika sedang bekerja. Peraturan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang teratur, efisien, dan profesional. 

Setiap bisnis laundry memiliki peraturan tersendiri terkait dengan operasional yang dijalankan. Dengan demikian, SOP laundry yang berlaku bisa saja berbeda antara satu sama lain.

Umumnya, peraturan karyawan laundry mencakup pedoman tentang cara berpakaian dan berperilaku yang sesuai, aturan berkaitan dengan penggunaan dan pemeliharaan peralatan, hingga jadwal kerja laundry.

Mengapa Peraturan Karyawan Laundry Penting?

Menerapkan peraturan karyawan laundry tak sekadar menjaga profesionalitas layanan. Lebih dari itu, tata tertib kerja karyawan laundry juga berperan penting dalam  menjaga kelancaran operasional, keamanan, dan hubungan kerja yang produktif antar pegawai.

Dihimpun dari beberapa sumber, berikut alasan mengapa peraturan karyawan laundry penting untuk diterapkan.

1. Menjaga konsistensi layanan

Adanya peraturan yang jelas menjadikan karyawan lebih disiplin dalam mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dengan konsisten. Secara tak langsung pula, membantu pebisnis laundry tetap berkualitas.

2. Meningkatkan efisiensi operasional

Penerapan peraturan karyawan dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis laundry. Hal ini dikarenakan peraturan tersebut umumnya mencakup pengelolaan inventaris, waktu dan penjadwalan jam kerja sehingga bisa meningkatkan produktivitas karyawan.

3. Pengembangan profesional

Disadari atau tidak, penerapan peraturan dapat mencakup peluang pengembangan diri, seperti pelatihan karyawan laundry atau bahkan peluang promosi. Hal tersebut dapat memotivasi karyawan untuk lebih berkembang dalam menjalankan peran mereka.

Tahapan dalam SOP Laundry

Ilustrasi menerapkan SOP laundry. Foto: Unsplash.com

Bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha laundry, berikut tahapan umum pada SOP laundry yang bisa Anda jadikan acuan dalam menyusun peraturan karyawan. Dengan begitu, bisnis laundry Anda makin profesional sehingga bisa menarik banyak pelanggan.

1. Tahap penerimaan pakaian

Tahapan ini memungkinkan karyawan yang juga berperan sebagai kasir untuk menerima pakaian kotor dari pelanggan. Di saat yang bersamaan, karyawan wajib menanyakan kepada pelanggan, apakah pakaian yang di-laundry rentan luntur atau memerlukan perawatan khusus.

Bila Anda menjalankan usaha laundry kiloan, pastikan karyawan melakukan proses penimbangan pakaian serta membuat nota berisi data pelanggan, seperti nama, alamat, nomor yang bisa dihubungi, hingga jumlah berat pakaian yang akan dicuci serta total tarif layanan laundry.

2. Tahap pemilahan dan pencucian pakaian

Berikutnya, karyawan harus memisahkan pakaian berdasarkan jenis dan tingkat sensitivitasnya terhadap mesin atau bahan kimia laundry. Hal itu bertujuan untuk meminimalkan risiko kerusakan pada pakaian.

Setelah pakaian berhasil dipilah, karyawan perlu melakukan penandaan terhadap baju pelanggan. Langkah ini wajib dilakukan bila Anda menerapkan proses pencucian dalam satu mesin yang sama. Dengan begitu, risiko pakaian tertukar bisa dihindari.

Kemudian, pegawai laundry melakukan pencucian pakaian yang terbagi menjadi proses sebelum mencuci, proses pencucian, hingga proses pembilasan dan pemberian pelembut pakaian.

3. Tahap pengeringan pakaian

Setelah pencucian pakaian selesai, karyawan mulai melakukan pengeringan menggunakan mesin pengering ataupun menggunakan energi panas matahari. Pada tahapan ini, pastikan Anda menerapkan metode pengeringan yang sesuai.

Misalnya saja, ketika cuaca memungkinkan untuk mengeringkan pakaian menggunakan panas matahari, maka Anda bisa mengurangi penggunaan mesin pengering. Pun demikian pada kondisi sebaliknya.

4. Tahap penyetrikaan

Apabila pakaian sudah dipastikan kering, arahkan karyawan untuk melakukan proses penyetrikaan. Jangan lupa untuk mengingatkan karyawan terkait penyesuaian suhu maupun penggunaan setrika berdasarkan jenis pakaian pelanggan. Dengan demikian, risiko kerusakan pakaian bisa dihindari.

5. Tahap pengemasan

Setelah seluruh proses laundry selesai, Anda bisa mengarahkan karyawan untuk melakukan pengemasan. Pada tahapan ini, arahkan karyawan untuk menambahkan parfum laundry agar keharuman pakaian semakin maksimal.

Selanjutnya, kemas pakaian ke dalam plastik laundry serta lengkapi dengan identitas ataupun nomor urut pelanggan agar proses pengambilan pakaian lebih mudah.

6. Tahap pengambilan laundry

Untuk pengambilan laundry, pastikan karyawan meminta nota yang sebelumnya diberikan kepada pelanggan. Kemudian, pastikan pula pelanggan menyelesaikan pembayaran sebelum pada akhirnya hasil laundry diberikan. Jangan lupa untuk merekap nota pemesanan yang sudah selesai dilakukan. 

Hal-hal yang Harus Disertakan pada Peraturan Karyawan Laundry

Setelah mengetahui SOP usaha binatu secara umum, berikut beberapa hal yang harus disertakan dalam peraturan karyawan agar pelayanan semakin optimal.

1. Tata krama dan penampilan karyawan

Umumnya, aturan ini mencakup pedoman tentang cara berpakaian serta perilaku karyawan terhadap pelanggan yang sesuai saat bertugas.

2. Penerapan jam kerja

Aturan yang satu ini biasanya meliputi jam kerja, jadwal kerja, istirahat, dan ketepatan waktu yang diharapkan dari karyawan sesuai dengan jam operasional laundry.

3. Penggunaan peralatan

Sertakan pula aturan terkait penggunaan dan pemeliharaan peralatan laundry, termasuk tata cara pengoperasian mesin cuci yang aman. Hal ini bertujuan untuk mencegah hal yang tak diinginkan saat pengerjaan laundry berlangsung.

4. Etika dan profesionalisme

Aturan ini secara umum mengarahkan perilaku karyawan berkaitan dengan profesionalisme terhadap pelanggan, rekan kerja, dan manajemen.

5. Perihal Keamanan

Penting bagi Anda untuk menambahkan pedoman terkait keselamatan kerja, termasuk penggunaan peralatan pelindung diri (PPE), tindakan darurat, hingga prosedur evakuasi jika diperlukan.

Anda bisa menyesuaikan peraturan karyawan di atas sesuai dengan nilai yang ingin Anda kembangkan dalam bisnis laundry.

Kesimpulan

Peraturan karyawan laundry disusun untuk menjaga kedisiplinan sekaligus meningkatkan efisiensi dalam menjalankan bisnis. Jangan hanya diorientasikan untuk menciptakan kepuasan pelanggan, pastikan pula dalam peraturan tersebut memuat tujuan untuk menjaga keselamatan karyawan. Dengan begitu, operasional bisnis laundry Anda tetap berjalan lancar dan terus mengalami perkembangan yang signifikan.